Rabu, 03 Juli 2013

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi




A. DEFENISI
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan dan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito, 2006).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.

B. Tujuan Pemberian Oksigen
Tujuan pemberian oksigen antara lain ;
1. Mempertahankan konsentrasi oksigen yang adekuat bagi sel untuk bermetabolisme
2. Menurunkan beban kerja paru
3. Menurunkan beban kerja jantung

C. Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Tarwoto dan Wartonah antara lain :
1. Lingkungan
Konsentrasi oksigen pada dataran tinggi cenderung lebih rendah, sehingga tubuh berespon untuk meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan untuk memenuhi oksigenasi jaringan
2. Exercise
Aktivitas fisik atau berolah raga akan meningkatkan HR dan RR untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi
3. Emosi
Emosi akan merangsang saraf simpatik, sehingga akan meningkatkan HR dan RR
4. Status Kesehatan
Kondisi sehat dan sakit seseorang akan mempengaruhi tingkat asupan oksigen, seperti halnya pada pasien anemia atau PPOK
5. Efek samping Obat
Pemberian obat sedatif baik narkotik dan psikotropik akan menekan pusat nafas

D. Pengkajian
1. Manifestasi Klinik
a. Keluhan sesak
b. Hemoptysis
c. Chest pain
d. Nafas cuping hidung
e. RR meningkat
f. Retraksi dada
g. Penggunaan otot aksesori pernafasan
h. Diaporesis
i. Sianotik
j. Penurunan kesadaran
k. Saturasi oksigen turun < 90 % l. PO2 darah turun 2. Pemeriksaan Fisik a. Hidung Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum nasi, perforasi, sekret, darah Palpasi adanya nyeri tekan b. Faring Inspeksi warna, eksudat, ulserasi, adanya bengkak c. Trakhea Inspeksi posisi simetris atau deviasi d. Thoraks Inspeksi ; postur, bentuk dada, adanya retraksi dinding dada, kedalaman Palpasi : nyeri tekan, ekspansi rongga thoraks, taktil fremitus Perkusi : membandingkan bunyi satu sisi denagn sisi lainnya Auskultasi : evaluasi bunyi nafas serta adanya nafas tambahan 3. Data Penunjang a. Foto Thoraks ; untuk melihat corakan, adanya infiltrat, struktur tulang serta vaskularisasi dada b. Pemeriksaan Hb ; terkait transportasi oksigen c. Pemeriksaan analisa gas darah ; untuk melihat kandungan gas-gas dalam darah d. Pemeriksaan spirometri ; untuk melihat kapasitas vital paru E. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan gangguan oksigenasi 1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif (Kerusakan pada fisiologi Ventilasi) 2. Kerusakan pertukaran gas (Kerusakan pada fisiologi Difusi) 3. Pola nafas tidak efektif (Kerusakan pada fisiologi Transportasi) F. Rencana Tindakan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Tujuan : Patensi dan kebersihan jalan nafas terjaga Kriteria hasil : suara nafas bersih, tidak ada sekret di jalan nafas, RR dalam batas normal, SpO2> 95%
Intervensi :
- Tanyakan adanya sesak nafas, adanya batuk, kesulitan untuk mengeluarkan dahak
- Auskultasi suara nafas di saluran. Rasional ; untuk mengevaluasi danya sekret
- Anjurkan untuk meningkatkan minum. Rasional ; jika status hidrasi bagus diharapkan bisa mengencerkan dahak
- Latih teknik nafas dalam dan batuk efektif. Rasional ;untuk meningkatkan kemampuan batuk pasiensehingga sekret mampu dikelurkan
- Lakukan fisioterapi dada/ postural drainase. Rasional ; untuk membantu memobilisasi sekret
- Lakukan penghisapan lendir. Rasional ; untuk membantu membersihkan sekret dengan hisapan secara manual
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian mucolitik dan bronkhodilator. Rasional ; untuk mengencerkan dahak serta melonggarkan saluran nafas


2. Kerusakan pertukaran gas
Tujuan : Pasien dapat mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
Kriteria hasil : bunyi paru bersih, tidak ada sianotik, gas darah dalam batas normal
Intervensi :
- Observasi adanya tanda hipoksia ; gelisah, sianotik, penurunan kesadaran, RR meningkat, SpO2 turun
- Berikan oksigen sesuai tingkat kebutuhan
- Auskultasi suara nafas di seluruh lapang paru. Rasional ; untuk mengevaluasi danya udema paru
- Atur posisi setengah duduk. Rasional ; untuk membantu ekspansi paru
- Ajarkan teknik nafas dalam. Rasional ; untuk meningkatkan up take oksigen
- Jaga keseimbangan in take dan out ut cairan. Rasional ; kelebihan cairan akan membebani kerja jantung dan paru
- Lakukan pemeriksaan gas darah. Rasional ; untuk mengevaluasi kadar gas dalam darah
- Kolaborasi pemberian bronkhodilator. Rasional ; untuk melonggarkan saluran nafas
- Kolaborasi pemberian diuretik dan vasodilator. Rasional ; untuk menurunkan beban kerja jantung dan paru
3. Pola nafas tidak efektif
Tujuan : Pola nafas menjadi lebih efektik
Kriteria hasil : RR dalam batas normal, penggunaan otot bantu pernafasan minimal, sesak nafas berkurang, tidak sianotik
Intervensi :
- Observasi perubahan pola nafas, RR, penggunaan otot bantu pernafasan
- Atur posisi setengah duduk. Rasional ; untuk meningkatkan ekspansi paru
- Ajarkan teknik nafas dalam dan pelan. Rasional ; untuk meningkatkan efektivitas pola nafas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian bronkhodilator. Rasional ; untuk melonggarkan saluran nafas


G. Referensi
Carpenito-Moyet, Lynda Jual (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2004). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing 10th edition. lippincott williams & wilkins.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta


0 komentar:

Posting Komentar