DISUSUN
OLEH :
Afrizal
Mustaqim
2011011179
PSIK
VI.a
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2013/2014
A.
Definisi
Bilas
lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT
(Naso Gastric Tube). Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavase lambung
adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan menggunakan selang
lambung. Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung
merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan
cara mengurasnya. Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna asam atau
alkali, pada adanya kejang, atau setelah mencerna hidrokarbon atau petroleum
disuling. Hal ini terutama berbahaya setelah mencerna agen korosif kuat. Kumbah
lambung merupakan metode alternatif yang umum pengosongan lambung, dimana
cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan
diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian agen yang
mengandung toksik. Selama lavage, isi lambung dapat dikumpulkan untuk
mengidentifikasi toksin atau obat. Selama dilakukan bilas lambung, cairan yang
dikeluarkan akan ditampung untuk selanjutnya diteliti racun apa yang
terkandung.
B.
Tujuan
Menurut
Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung yaitu sebagai berikut:
1. untuk pembuangan urgen substansi
dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
2. untuk mengosongkan lambung sebelum
prosedur endoskopik;
3. untuk mendiagnosis hemoragi lambung
dan menghentikan hemoragi.
C.
Cairan
yang Digunakan
Pada
anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap
water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan
100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali
memasukkan ke lambung pasien.
D.
Indikasi
Indikasi
dilakukannya bilas lambung yaitu:
1. pasien keracunan makanan atau obat;
2. persiapan tindakan pemeriksaan
lambung;
3. persiapan operasi lambung;
4. pasien dalam keadaan sadar;
5. keracunan bukan bahan korosif dan
kurang dari enam puluh menit;
6. gagal dengan terapi emesis;
7. overdosis obat/narkotik;
8. terjadi perdarahan lama (hematemesis
Melena) pada saluran pencernaan atas;
9. mengambil contoh asam lambung untuk
dianalisis lebih lanjut;
10. dekompresi lambung;
11. sebelum operasi perut atau biasanya
sebelum dilakukan endoskopi.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan
tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan
menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes benar tidaknya tube
dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksekan udara dan
kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke
paru-paru.
E.
Kontraindikasi
Kontraindikasi
dilakukannya bilas lambung yaitu:
- keracunan oral lebih dari 1 jam;
- pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
- pasien yang menelan benda asing yang tajam;
- pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.
F.
Persiapan
Pelaksanaan Prosedur
Pada
keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada persiapan
khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung, akan
tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai
persiapan operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa terlebih
dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.
G.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas lambung yaitu sebagai berikut:
1. selang nasogastrik/ diameter besar
atau selang Ewald diameter besar;
2. spuit pengirigasi besar dengan
adapter;
3. saluran plastic besar dengan
adapter;
4. pelumas larut air;
5. air biasa atau antidote yang tepat
(susu, larutan salin, larutan bikarbonat natrium, jus jeruk, karbon
teraktivasi);
6. wadah untuk aspirat;
7. gag mulut, selang nasotrakea atau
endotrakea dengan cuv yang dapat dikembungkan;
8. wadah untuk spesimen.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzzane C. dan Bare,
Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
0 komentar:
Posting Komentar